Minggu, 10 Juli 2011

Pegagan untuk Obat TBC


Pegagan (Centella asiatical [L] Urb.) adalah herba yang sudah banyak digunakan sebagai bahan baku jamu. Tidak hanya secara tradisional, pabrik-pabrik jamu pun sudah banyak yang memanfaatkannya. 

Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan yang kering dan terbuka. Tanaman ini tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang tetapi mempunyai rizoma (rimpang pendek).


Sementara pegagan hijau banyak dijumpai di daerah pesawahan dan di sela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau adalah tempat yang agak lembab dan terbuka atau agak ternaungi.

Kandungan Kimia Pegagan
Pegagan mengandung komponen minyak atsiri seperti sitronelal, linalol, neral, menthol, dan linalil asetat. Dengan kandungan ini pegagan berpotensi sebagai sumber pengobatan penyakit yang disebabkan oleh tujuh jenis bakteri, yaitu Rhizobacter spharoides, Escherichia coli, Plasmodium vulgaris, Micrococcus luteus, Baccillus subtilis, Entero aerogenes, dan Staphylococcus aureus.

Kandungan lainnya adalah asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin, serta garam dan mineral seperti kalium, natrium, magnesium kalsium, dan besi. Zat vellarine yang ada menimbulkan rasa pahit.
Multi Manfaat Pegagan
Pegagan telah lama digunakan sebagai obat tradisional baik dalam bentuk masih segar, kering, maupun dalam bentuk ramuan (jamu). Secara empiris ia biasa digunakan sebagai obat tonik, antiinfeksi, antirematik, penenang, mempercepat penyembuhan luka, dan diuretik (peluruh kencing). Pegagan juga mulai dimanfaatkan untuk mengobati penyakit HIV dengan upaya meningkatkan kekebalan tubuh penderita.

Masyarakat Indonesia biasa menggunakan pegagan untuk mengobati radang, asma, wasir, tuberkulosis, lepra, disentri, demam, dan penambah selera makan. Di Australia pegagan yang dikenal dengan sebutan Gotu Kola dimanfaatkan untuk antipikun dan antistres. Sementara di Cina dimanfaatkan untuk memperlancar sirkulasi darah, bahkan dianggap lebih bermanfaat dibanding ginko biloba maupun ginseng dari Korea.

Sejumlah penelitian terhadap pegagan menujukkan bahwa ia memiliki kemampuan menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi. Laorpuksa A. dan kawan-kawan dalam penelitian tahun 1988 membuktikan ekstrak air pegagan dapat melawan bakteri yang menyebabkan infeksi saluran napas.

Sejumlah penelitian juga dilakukan untuk mengetahui khasiat pegagan mengobati sakit TBC. Sementara secara empiris, pemanfaatan pegagan untuk membasmi tuberkulosis paru-paru dapat dilakukan dengan berpedoman pada resep berikut: Cuci 30 – 60 g pegagan segar lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, dan diminum 3 kali sehari.

Pada penelitian di RSU Dr. Sutomo Surabaya, pegagan diketahui dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah dengan penurunan tidak drastis sehingga cocok untuk lansia.

Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan. Manfaat lainnya adalah untuk membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, penurun panas, menghentikan pendarahan, meningkatkan kerja saraf memori, antialergi, dan stimulan. Saponin yang ada bisa menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid). Pegagan juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati selulit dengan jangka waktu konsumsi sekitar 3 bulan.

Dari berbagai penelitian, pegagan aman dikonsumsi sebagai obat. Penggunaannya bisa dalam bentuk segar ataupun dikeringkan lebih dulu.

Referensi:
Tanaman Obat Indonesia 1, Prof. H. Azwar Agoes, DFAK, Sp.FK(K) – Penerbit Salemba Medika 2010

http://proherbal.net/obati-tbc-dengan-pegagan/