Hampir semua orang di Indonesia sudah mengenal kacang. Sepertinya memang banyak penggemar kacang. Tidak heran jika kacang dijadikan simbol sesuatu yang sangat laris dan digemari. “Wah laris manis bak kacang goreng!” kata banyak orang. Namun beberapa waktu belakangan konsumsi kacang menurun. Ada beberapa alasan selain harga kacang tanah yang semakin melambung. Ada yang takut wajahnya bakal dipenuhi jerawat.
Ada yang khawatir kadar kolesterol dalam tubuhnya meningkat tajam. Dan berbagai alasan lain yang sebenarnya masih perlu dikaji dan dibuktikan lebih lanjut kebenarannya.
Sejumlah orang bimbang untuk mengonsumsi kacang, karena –menurut mereka kacang mengandung kadar kalori yang cukup tinggi. Memang benar, kandungan kalori dalam kacang cukup tinggi, tapi sebenarya mereka tidak perlu merisaukan hal tersebut, karena tingginya kadar kalori dalam kacang disebabkan oleh banyaknya kandungan lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh tersebut, diketahui mampu membantu peningkatan kadar HDL (kolesterol baik) dan penurunkan kadar LDL (kolesterol jahat, yang bisa menjadi penyumbat di pembuluh arteri).
Lemak tak jenuh juga bermanfaat bagi orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan. Hal ini diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan di Brigham and Women’s Hospital. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa orang yang sedang berdiet, lalu mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak tak jenuh (seperti alpukat, kacang, dan minyak zaitun), berat badannya bisa menurun dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan orang yang juga berdiet, tapi “hanya” mengonsumsi makanan yang rendah lemak. Seorang peneliti dari Purdue University yang juga meneliti hal tersebut, menyarankan kepada orang yang ingin memiliki tubuh ramping dalam waktu yang relatif singkat, untuk mengonsumsi kacang, karena selain mengandung lemak tak jenuh, kacang juga mengandung zat nutrisi lain yang cukup lengkap, yang bisa membuat perut lebih kenyang daripada mengonsumsi makanan lain. Mengapa peneliti dari Purdue University tersebut menyarankan untuk mengonsumsi kacang? Jawabannya cukup singkat dan sederhana, “Karena kacang memiliki rasa yang enak!”. Oleh karena itu, diet yang sedang dijalani tidak akan terasa menyiksa. Sebagaimana naluri dasar manusia yang selalu ingin mengonsumsi makanan yang enak, rasa enak pada kacang tersebut juga menjadi –salah satup kunci keberhasilan diet yang sedang dijalani, karena kalau orang yang sedang diet bisa menikmati makanan yang mereka konsumsi, maka hal ini akan memudahkan mereka untuk terus menyantap makanan yang lama.
Kandungan nutrisi tiap jenis kacang tentu berbeda, tapi secara umum, kacang mengandung lemak tak jenuh, lemak jenuh, asam amino, asam folic, kalsium, magnesium, niacin, phytochemical, potassium, protein, selenium, seng, serat, vitamin B6, vitamin E, dan zat besi. Dilihat dari kandungan nutrisi dalam kacang secara umum, membuat kacang –boleh dikatakan- sebagai makanan yang mengandung nutrisi dalam jumlah yang lengkap.
Kandungan protein dalam kacang cukup tinggi, yaitu sebanyak 25 gram per 100 gram. Selain itu, dalam 100 gram kacang, terkandung 16 gram karbohidrat dan 50 gram lemak. Setengah dari komponen lemak tersebut adalah lemak tak jenuh. Sepertiga dari komponen lemak tersebut adalah polyunsaturated (yang mengandung omega 3, yang terbukti mampu menurunkan risiko terkena serangan jantung). Sisa dari lemak tersebut adalah lemak jenuh. Dikarenakan kandungan lemak yang cukup tinggi, kacang sebaiknya tidak diolah dengan cara diberi garam dan juga digoreng. Sebaiknya kacang diolah dengan cara direbus atau disangrai.
Niacin adalah zat bisa meningkatkan kadar HDL antara 20 % s.d. 35 %. Selain itu, niacin juga terbukti mampu memberi perlindungan dari serangan penyakit Alzheimer dan penurunan kognitif yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Sebuah data mencatat bahwa sedikit apapun produk kacang yang kita makan, tetap bisa menurunkan kadar LDL sebanyak 14 %.
Phytochemical bisa melindungi tubuh dari serangan kanker kolon, lambung, dan rectum. Magnesium dapat memperkuat sumsum tulang, mengurangi frekuensi terjadinya serangan migrain, mencegah terjadinya serangan jantung, dan menstabilkan tekanan darah. Potassium mampu menjaga kestabilan detak jantung dan tekanan darah.
Selenium mampu melindungi tubuh dari serangan kanker prostat dan kanker usus. Sejumlah peneliti dari university of Arizona mengatakan bahwa orang yang memiliki banyak kadar selenium, memiliki risiko enam kali lebih kecil terserang kanker usus daripada orang yang kadar seleniumnya sedikit. Dalam 1 ons kacang, terkandung 2 gram serat yang bisa mencukupi 9 % kebutuhan kita dalam setiap harinya.
Selain hal yang tersebut di atas, masih banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari mengonsumsi kacang. Mengonsumsi kacang, dapat meningkatkan produksi dan kualitas testosteron. Seperti yang telah diketahui bahwa testosteron adalah hormon yang bisa membuat pria berereksi lebih keras dan membantu dalam pengambangan massa otot tubuh pria. Selain itu, mengonsumsi kacang juga dapat menghasilkan energi tambahan dan membantu proses metabolisme.
Subahanallåh, manfaat kacang ternyata memang tidak bisa diabaikan. Selain memiliki rasa yang menggugah selera, kacang juga mudah dalam pengolahannya. Ini tentunya bukan bagian dari iklan pesanan sponsor dari kacang merek tertentu. Toh memasak kacang sendiri meskipun sedikit lebih repot namun lebih terjamin kesehatannya. Kita bisa memilih bumbu yang alami dan rempah yang menyehatkan. Sudah saatnya berpikir seribu kali untuk memakai bahan-bahan penyedap rasa sintetis yang mengancam kesehatan tubuh semisal MSG (Monosodium Glutamat). Bukankah ada bawang, garam dan kemiri yang menambah gurihnya kacang olahan sendiri. Sukur-sukur bisa dikembang menjadi industri rumah tangga, selain bisa makan kacang secara “gratis” pula dapat menambah biaya uang sekolah anak-anak, alhamdulillah. Bagaimana, masih bimbang untuk menyantap kacang?
Sumber: Majalah Fatawa Vol. III / No.08 | Juli 2007 | Jumadits Tsani 1428, pic: http://www.fiery-foods.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar