Minggu, 10 Juli 2011

Daun Katuk Sahabat Ibu Menyusui


Ibu yang baru punya bayi pastilah ingin air susunya banyak agar si buah hati bisa menyusu dengan baik. Namun terkadang jumlah air susu tidak sebanyak yang diharapkan sehingga si bayi pun terpaksa diberi “susu sambung” bikinan pabrik. 

Ada cara yang mudah dan murah untuk menambah ASI menjadi banyak, yaitu dengan daun katuk. Kandungan senyawa asam seskuiterna pada daun ini bermanfaat untuk mendongkrak produksi ASI. Dengan khasiatnya yang telah terbukti ini, tak salah bila daun katuk dianggap sebagai sahabat ibu menyusui.

Tanaman ini amat populer di Asia Selatan atau Asia Tenggara, tumbuh mencapai ketinggian 1-2 m dengan daun oval hijau tua.

Sampai sekarang dikenal 2 jenis tanaman katuk yakni katuk merah yang masih banyak dijumpai di hutan dan jenis kedua adalah katuk hijau yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan daunnya.

Kandungan Daun Katuk
Daun katuk mengandung 7 % protein kadar tinggi betakaroten, vitamin C, kalsium, besi, dan magnesium. Setiap 100 g daun katuk mengandung sekitar 2,7 mg zat besi. Sementara kandungan kalsiumnya sebanyak 204 mg atau 4 kali lebih tinggi dibanding kandungan mineral daun kol.

Dibanding daun pepaya atau daun singkong, kandungan kalori, protein, dan karbohidrat daun katuk hampir setara. Yang lebih unggul pada kandungan zat besinya.

Daun katuk juga kaya vitamin A, B1, dan C. Selain kaya protein, lemak, vitamin, dan mineral, daun katuk juga memiliki kandungan tanin, saponin flavonoid, dan alkaloid papaverin sehingga sangat potensial untuk dijadikan bahan pengobatan alami.

Khasiat Daun Katuk
Manfaat daun katuk tak semata untuk memperlancar ASI. Ia juga berkhasiat untuk mengobati kurang darah (anemia) karena memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Begitupun bisa dimanfaatkan untuk mengobati sembelit, mengobati borok, memperbaiki gangguan reproduksi pada pria dan wanita, mencegah sakit jantung dan pembuluh darah.

Katuk juga meningkatkan efisiensi absorpsi saluran pencernaan. Kandungan seratnya yang tinggi dapat memperlancar kerja pencernaan. Daun katuk juga populer sebagai sayur yang bisa meningkatkan vitalitas kaum pria, mencegah osteoporosis, atau dibuat sebagai pewarna alami.

Daun katuk sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan dimasak dahulu. Konsumsi yang berlebihan (50 g sehari) sangat berbahaya karena tanaman ini mengandung alkaloid papaverin yang bisa merusak paru-paru.
Daun katuk bisa dikonsumsi sebagai sayuran atau lalapan. Sementara untuk obat luar, tumbuk daun katuk sampai halus kemudian tempelkan pada bagian yang sakit (bisul atau borok).


Referensi:
Tanaman Obat Indonesia 1, Prof. H. Azwar Agoes, DFAK, Sp.FK(K) – Salemba Medika 2010
Tanaman Obat Keluarga, Ir. Fauziah Mukhlisah – Penebar Swadaya 2008

http://proherbal.net/daun-katuk-sahabat-ibu-menyusui/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar